Oleh Gina Lee
Investing.com – Amerika Serikat kembali melemah pada Selasa (03/08) pagi di sesi Asia, mencatat kerugian terhadap safe-haven yen . Kekhawatiran atas wabah COVID-19 global terbaru, serta data manufaktur AS yang dirilis pada hari Senin, membuat investor membalikkan ekspektasinya pada pemulihan ekonomi yang kuat dari virus tersebut.
turun tipis 0,07% di 91,998 pukul 11.41 WIB menurut data Investing.com.
Pasangan melemah 0,11% di 109,17, level terendah sejak akhir Mei 2021.
Di Indonesia, rupiah kembali bergerak menguat 0,45% di 14.355,0 per dolar AS hingga pukul 11.33 WIB.
Pasangan menguat 0,56% di 0,7401 dan naik 0,57% di 0,7008.
Pasangan naik tipis 0,04% ke 6,4646 dan naik 0,12% ke 1,3897 pukul 11.44 WIB.
"Pasar cukup risk-off dengan imbal hasil obligasi turun sedikit sejak perdagangan kemarin. Ada beberapa kehati-hatian karena varian Delta dari COVID-19 menyebar di banyak tempat, bahkan di ," Ahli Strategi Senior Sekuritas Daiwa Yukio Ishizuki mengatakan kepada Reuters.
Negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu berjuang untuk mengekang wabah COVID-19 terbaru, yang menyebar dari pantai ke kota-kota wilayah pedalaman. Negara-negara lain di kawasan Asia, beberapa di antaranya awalnya berhasil mengendalikan virus, telah berjuang untuk menahan wabahnya sendiri. Jepang memperpanjang status keadaan darurat, yang saat ini mencakup Tokyo dan Okinawa, hingga ke prefektur Osaka, Chiba, Kanagawa, dan Saitama pada hari Senin.
Status keadaan darurat, yang berlaku hingga 31 Agustus, diberlakukan kala jumlah kasus harian di Tokyo mencapai tingkat rekor.
Di , Brisbane memperpanjang kebijakan lockdown pada hari Senin sementara militer mulai berpatroli di Sydney untuk menegakkan tindakan pembatasan kota.
juga akan mengumumkan keputusan kebijakannya hari ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mengubah keputusan sebelumnya untuk memulai pengurangan aset. Di seberang Laut Tasman, Reserve Bank of New Zealand mengatakan akan memulai konsultasi untuk memperketat standar pinjaman hipotek di tengah meningkatnya pasar perumahan.
Varian Delta, yang digambarkan menular seperti cacar air dan jauh lebih menular daripada pilek atau flu biasa oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS awal pekan ini, juga berkontribusi pada meningkatnya jumlah kasus di AS.
Kekhawatiran COVID-19 mengesampingkan kemajuan RUU investasi infrastruktur AS senilai $1 triliun yang dapat siap untuk dilakukan pemungutan suara terakhir dalam seminggu.
Sementara itu, data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan lebih baik dari perkiraan 63,4 di bulan Juli, sedangkan angka lebih rendah dari perkiraan 59,5. dirilis lebih baik dari perkiraan 52,9 di bulan Juli.
"Dari perspektif historis, pembacaan ISM manufaktur 59,5 masih merupakan pembacaan aktivitas yang sangat kuat. Namun demikian, reaksi terhadap rilis data oleh pasar Treasury AS menunjukkan pasar khawatir atas 'puncak pertumbuhan' dan potensi perlambatan lebih lanjut ke depan," Ahli Strategi Senior FX National Australia Bank (OTC:) Rodrigo Catril mengatakan dalam catatan.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Turun Lawan Yen di Tengah Meningkatnya Kekhawatiran atas Pemulihan COVID-19"
Post a Comment