Investing.com - Dolar AS beranjak melemah terhadap mata uang lainnya pada hari Rabu di tengah ketegangan perang perdagangan sementara itu pound tertolak naik setelah data inflasi yang lebih baik dari yang diharapkan.
, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,22% menjadi 94,01 pada pukul 16.48 WIB.
Pada hari Selasa China mengatakan akan memberlakukan tarif baru atas barang-barang AS senilai $60 miliar, efektif 24 September. Tarif baru ini merupakan respons terhadap tarif AS pada hari Senin senilai 10% bagi $200 miliar barang-barang China, yang akan naik menjadi 25% pada akhir tahun. China juga mengajukan keluhan terhadap AS kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), seperti yang diharapkan.
Donald Trump mentwit bahwa "akan ada pembalasan ekonomi yang besar dan cepat terhadap Tiongkok jika petani, peternak, dan/atau pekerja industri kami menjadi target!" Ia sebelumnya menyatakan bahwa AS akan mengenakan tarif tambahan impor sebesar $267 miliar jika China membalas.
sedikit pulih dengan jatuh 0,10% menjadi 6,8546.
Di tempat lain, dolar jatuh terhadap yen "safe haven", dan turun 0,04% menjadi 112,32. Dalam masa ketidakpastian, investor cenderung berinvestasi dalam yen Jepang, yang dianggap sebagai aset yang aman selama periode penghindaran risiko.
Sementara sterling terus meningkat setelah naik lebih tinggi dari yang diperkirakan. meningkat 0,24% menjadi 1,3179. meningkat 0,30% ke 1,1699, didorong lebih tinggi oleh penurunan dolar.
Dolar Australia terdongkrak tinggi, di mana bertambah 0,48% ke 0,7252 sementara melompat 0,43% ke 0,6611.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tarif Perdagangan & Data, Dolar AS Terseok & Pound Reli"
Post a Comment